Sunday, 13 Apr 2025

Tarif Trump Guncang Pasar Kripto Global, CEO Bittime Beri Tanggapan

3 minutes reading
Wednesday, 9 Apr 2025 07:51 0 3 Admin

Jakarta, 9 April 2025 – Ketegangan kondisi ekonomi global kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif impor baru terhadap mitra dagang Amerika Serikat, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini memicu kekhawatiran resesi global dan tidak hanya mengguncang pasar saham, tetapi juga memberikan tekanan terhadap pasar aset digital seperti aset kripto. Di mana, dalam kurun waktu 24 jam, harga aset Bitcoin (BTC) merosot tajam lebih dari 7% dari sekitar USD 82.300 ke kisaran USD 74.500.

Tekanan harga juga berdampak pada aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP yang terkoreksi masing-masing 17,2%, 16%, dan 15,8%. Ali Martinez, analis kripto memberikan catatan terbentuknya pola “death cross” pada grafik harian Bitcoin yang mengindikasi potensi koreksi harga lebih lanjut.

Dampak dari gejolak kebijakan ekonomi global tentu turut dirasakan oleh investor aset kripto di Indonesia. Sebab, dengan kondisi tersebut, para investor cenderung untuk lebih berhati-hati dalam berinvestasi.

Menanggapi hal ini, CEO Bittime, Ryan Lymn, menyampaikan bahwa kondisi fluktuasi yang cukup tinggi pada aset kripto yang terjadi saat ini, menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pelaku industri.

“Dinamika pasar aset saat ini menekankan peran tiap pelaku industri, terutama pedagang aset kripto untuk bersama memberikan edukasi, sekaligus bertindak cepat dalam membangun rasa aman bagi investor,” ungkap Ryan.

Terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh para investor dalam menghadapi volatilitas pasar global, beberapa di antaranya adalah fitur staking dan metode investasi Dollar Cost Averaging (DCA).

Lebih lanjut, Ryan menjelaskan, dengan fitur staking, para investor dapat mengunci aset pada periode waktu tertentu, dan menjaga nilai kepemilikan aset, sekaligus memperoleh keuntungan dari imbal hasil tahunan (APY) pasif.

Sedangkan, strategi DCA dapat menjadi pilihan yang lebih aman bagi investor pemula. Sebab, investor dapat secara rutin membeli aset dalam jumlah yang tetap, guna mengurangi dampak volatilitas pasar dan mendapatkan harga rata-rata pembelian.

Sehingga, ketika kondisi pasar membaik, portofolio yang telah terbangun dari hasil akumulasi ini dapat berpotensi memberikan keuntungan yang lebih optimal.

Di sisi lain, sebagian masyarakat dengan toleransi risiko lebih tinggi, situasi ini dipandang sebagai peluang buy on weakness, atau momen untuk membeli lebih banyak saat harga aset di bawah.

Namun, Ryan menekankan, perlu dipahami bahwa setiap metode dan alternatif investasi yang dipilih dapat berbeda-beda, mengingat toleransi risiko, juga hasil riset dari masing-masing investor.

Dengan kemajuan teknologi dan regulasi yang semakin jelas, masyarakat Indonesia kini memiliki kesempatan untuk menjelajahi dunia keuangan digital dengan lebih percaya diri. 

Sebagai catatan, investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Hal ini, termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi investor. Karena itu, sangat penting untuk mengetahui ukuran toleransi risiko dan objektif dari setiap aset dan instrumen investasi yang dipilih.

Dalam hal ini, sebagai platform crypto exchange Indonesia yang resmi, Bittime terus mengedukasi penggunanya melalui berbagai pendekatan, sebagai bentuk komitmennya untuk meningkatkan pemahaman sekaligus literasi masyarakat terkait industri aset kripto.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA